MANUSIA DAN KEADILAN
Manusia sebagai makhluk tuhan yang adalah makhluk tertinggi yang memiliki gejala-gejala istimewa yang hanya terdapat pada benda mati ataupun benda hidup seperti pada hewan ataupun tumbuh-tumbuhan .
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena, dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau ketidakadilan setiap harinya. Oleh sebab itu, keadilan dan ketidakadilan menimbulkan daya kreatifitas manusia.
Ada berbagai macam keadilan dalam masyarakat yaitu keadilan moral, keadilan distributif, dan keadilan komutatif. Pada hakikatnya keadilan – keadilan tercipta mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dan sentosa.
Dengan keinsyafan dan kesadaran akan keadilan, kita akan mampu memenuhi cipta, rasa, karsa manusia terhadap sesama atau pihak lain, sehingga akan membentuk hati nurani manusia, yang di sebut cinta kasih. Pada umumnya, hakikat dan sifat kodrat manusia senantiasa berusaha untuk keadilan, bahkan dengan cinta kasih akan mampu menggerkan dan meringankan kehendak manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup pihak lain. Keadilan dan cinta kasih ini merupakan sikap tingkah laku yang dapat dipisahkan.keduanya itu saling berhubungan dan saling mengisi tanpa cinta kasih, keadilan hanya dilaksanakan atas dasar hak dan hukum saja, sehingga akan berlaku kejam, dan mungkin bisa terjadi kecurangan atau penipuan.
Pengertian tentang batasan adil menurut Ensiklopedi Indonesia :
1. Tidak berat sebelah atau tidak memihak kesalah satu pihak.
2. Memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan hak yang harus diperolehnya.
3. Mengetahui hak dan kewajiban, mengerti mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tepat menurut peraturan atau syarat dan rukun yang telah ditetapkan.
4. Orang yang berbuat adil, kebalikan dari fasiq. Adil adalah sendi pokok di dalam soal hukum. Setiap orang harus merasakan keadilan,perbedaan tingkat dan kedudukaan sosial, perbedaan derajat dan keturunan, tidak boleh untuk dijadikan alasan untuk memperbedakan hak seseorang di hadapan hukum, baik hukum tuhan maupun hukum yang dibuat manusia.
Kejujuran dan Kebenaran
jujur dapat dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakan sesesuai dengan kenyataan. Jujur dapat dikatakan seseorang yang hatinya bersih dari perbuatan – perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang sebab kejujuran mewujudkan keadilan, sedangkan keadilan menuntut kemuliaan abadi, jujur memberikan kebenaran dan ketentraman hati.
Kebenaran itu moral berarti tidak palsu, tidak munafik, suatu kebenran sejati berlaku bagi setiap orang yang mengetahui. Demikianlah kebenaran dan kejujuran yang dilandasi oleh kesadaran moral yang tinngi, kesadaran tentang akan sama hak dan kewajiban. Kesadaran moral itu kesadaran tentang diri sendiri, kesadaran melihat dirinya sendiri berhadapan dengan pilihan hal yang baik dan buruk. Kejujuran dan kebenaran merupakan landasan untuk keadilan.
Kecurangan
Kecurangan identik dengan ketidak jujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa dengan benar. Kecurangan itu timbul karena tidak sesuai dengan hatinya, kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah. Serakah yang dalam arti ingin menimbun kekayaan yang berlebihan, kecurangan itu seperti penipuan, pembohongan, yang merupakan bagian dari hidup manusia. Manusia dapat melakukan kecurangan karena aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban, dan aspek teknik. Dari keempat aspek tersebut apabila dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma – norma moral atau hukum. Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa yang iri hati, dengki maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut maka terjadilah kecurangan.
Tugas,
1PAO9
Yohana ( 18510662 )
Komentar :
Posting Komentar