Kamis, 10 Oktober 2013

PSIKOLOGI MANAJEMEN




PSIKOLOGI MANAJEMEN 

A. Pengantar

1. Pengertian Management?
       Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno menagement, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
       Mary Parker Follet, misalnya mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
       Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
       Hal senada juga dikatakan oleh Griffin (2004) bahwa manajemen adalah serangkaian aktifitas (termaksuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi ( manusia, finansial, fisik, dan informasi ) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.


2. Pengertian Kepemimpinan
       Kepemimpinan (Leadership) adalah proses di mana seseorang atau sekelompok orang (tim)  lain melainkan pengaruh atas orang (tim) lain, menginspirasikan, memotovasi, dan mengarahkan aktivitas individu untuk mencapai sasaran atau tujuan. Dalam model keunggulan organisasi, sasaran utama dan target telah dicantumkan dalam Master Improvement Story.
       Kepemimpinan adalah kemampuan postif memengaruhui orang dam sistem untuk memberikan dampak yang berguna dan mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
       Kepemimpinan yang efektif akan meningkatkan kemampuan dan keunggulan organisasi untuk memberikan inovasi nilai secara terus-menerus kepada pasar dan atau pelanggan. Kepemimpinan terdiri atas kepemimpinan diri (self leadershep), kepemimpinan tim (team leadership), dan kepemimpinan organisasi (organizational leadership). 

3. Teori Kepemimpinan Contigency Fiedler (Matching Leaders and Tasks)
   Model contigency dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler (1967) mendefinisikan efektivitas pemimpin dalam hal performa grup dalam mencapai tujuannya. Fiddler membagi tipe pemimpin menjadi 2 yaitu: yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada maintenance. Dari observasi ini ditemukan fakta bahwa tidak ada korelasi konsisten antara efektifitas grup dan perilaku kepemimpinan.

Pemimpin yang berorientasi pada tugas akan efektif pada 2 set kondisi, yaitu:
·   Pada set yang pertama, pemimpin ini sangat memiliki hubungan yang baik dengan anggotanya,tugas yang didelegasikan pada anggota sangat terstruktur dengan baik, dan memiliki posisi yang tinggi dengan otoritas yang tinggi juga. Pada keadaan ini, grup sangat termotivasi melakukan tugasnya dan bersedia melakukan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
·         Pada set yang kedua, pemimpin ini tidak memiliki hubungan yang baik dengan anggotanya, tugas yang diberikan tidak jelas, dan memiliki posisi dan otoritas yang rendah. Dalam kondisi semacam ini, pemimpin mempunyai kemungkinan untuk mengambil alih tanggung jawab dalam mengambil keputusan, dan mengarahkan anggotanya.
      
   Kepemimpinan tidak akan terjadi dalam satu kevakuman sosial atau lingkungan. Para pemimpin mencoba melakukan pengaruhnya kepada anggota kelompok dalam kaitannya dengan situasi-situasi yang spesifik. Karena situasi dapat sangat bervariasi sepanjang dimensi yang berbeda, oleh karenanya hanya masuk akal untuk memperkirakan bahwa tidak ada satu gaya atau pendekatan kepemimpinan yang akan selalu terbaik. Namun, sebagaimana telah kita pahami bahwa strategi yg paling efektif mungkin akan bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya.
          Penerimaan kenyataan dasar ini melandasi teori tentang efektifitas pemimpin yang dikembangkan oleh Fiedler, yang menerangkan teorinya sebagai Contingency Approach. Asumsi sentral teori ini adalah bahwa kontribusi seorang pemimpin kepada kesuksesan kinerja oleh kelompoknya adalah ditentukan oleh kedua hal yakni karakteristik pemimpin dan dan oleh berbagai variasi kondisi dan situasi. Untuk dapat memahami secara lengkap efektifitas pemimpin, kedua hal tsb harus dipertimbangkan.
       Fiedler memprediksi bahwa para pemimpin dengan Low LPC yakni yang mengutamakan orientasi pada tugas, akan lebih efektip dibanding para pemimpin yang High LPC, yakni mereka yang mengutamakan orientasi kepada orang/hubungan baik dengan orang apabila kontrol situasinya sangat rendah ataupun sangat tinggi.
       Sebaliknya para pemimpin dengan High LPC akan lebih efektif dibanding pemimpin dengan Low LPC apabila kontrol situasinya moderat.

4. Model Kepemimpinan Normatif menurut Vroom dan Yetton
   Vroom dan Yetton telah mengembangkan sebuah model pengambilan keputusan kepemimpinan yang menunjukkan jenis-jenis situasi di mana berbagai tingkatan pengambilan keputusan partisipatif akan tepat. Mereka mencoba menyediakan suatu model normatif. Pendekatan mereka beramsumsi bahwa suatu gaya kepemimpinan mereka agar sesuai dengan situasi.
   Vroom dan Yetton (1973) mengembangkan model kepemimpinan normatif dalam 3 kunci utama yaitu: metode taksonomi kepemimpinan, atribut-atribut permasalahan, dan pohon keputusan (decision tree). 5 tipe kunci metode kepemimpinan yang teridentifikasi (Vroom & Yetton, 1973) adalah:
1. Autocratic I: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang saat ini terdapat pada pemimpin.
2. Autocratic II: membuat keputusan dengan menggunakan informasi yang terdapat pada seluruh anggota kelompok tanpa terlebih dahulu menginformasikan tujuan dari penyampaian informasi yang mereka berikan.
3. Consultative I: berbagi akan masalah yang ada dengan individu yang relevan, mengetahui ide-ide dan saran mereka tanpa melibatkan mereka ke dalam kelompok; lalu membuat keputusan.
4. Consultative II: berbagi masalah dengan kelompok, mendapatkan ide-ide dan saran mereka saat diskusi kelompok berlangsung, dan kemudian membuat keputusan.
5. Group II: berbagi masalah yang ada dengan kelompok, mengepalai diskusi kelompok, serta menerima dan menerapkan keputusan apapun yang dibuat oleh kelompok.


5. Teori Path-Goal dalam kepemimpinan
        Path goal theory leadership adalah sebuah teori kepemimpinan yang dikembangkan oleh House dalam Robbibs dan Judge (2009) yang menyaring elemen-elemen dari penelitian Ohio State tentang kepemimpinan pada inisiating structure dan consideration serta teori pengharapan. Robert house menyampaikan teorinya bahwa kepemimpinan yang efektif menggunakan dominasi, memiliki keyakinan diri, mempengaruhi dan menampilkan moralitas tinggi untuk meningkatkan karismatiknya. Dengan kharismanya pemimpin transformational akan menantang bawahannya untuk melahirkan karya istimewa. Robbins dan Judge (2009) menyatakan bahwa inti dari path goal theory adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk memberikan informasi dan dukungan yang dibutuhkan kepada para pengikut agar mereka bisa mencapai berbagai tujuan. Istilah path goal berasal dari keyakinan bahwa para pemimpin yang efektif semestinya bisa menunjukkan jalan guna membantu pengikut-pengikutnya mendapatkan hal-hal yang dibutuhkan demi pencapaian tujuan kerja dan mempermudah perjalanan serta menghilangkan berbagai rintangannya.
          Menurut teori path-goal, suatu perilaku pemimpin dapat diterima oleh bawahan pada tingkatan yang ditinjau oleh mereka sebagai sebuah sumber kepuasan saat itu atau masa mendatang. Perilaku pemimpin akan memberikan motivasi sepanjang:
1. Membuat bawahan merasa butuh kepuasan dalam pencapaian kinerja yang efektif.
2. Menyediakan ajaran, arahan, dukungan dan penghargaan yang diperlukan dalam kinerja efektif.

Robert House mengenali empat perilaku pemimpin:
1. Kepemimpinan Pengarah (directive-leader)
Pemimpin memberitahukan kepada bawahan apa yang yang diharapkan dari mereka, memberitahukan jadwal kerja yang harus disesuaikan dengan standar kerja, serta memberikan bimbingan atau arahan secara spesifik tentang cara-cara menyelesaikan tugas tersebut (termasuk didalamnya : perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, dan pengawasan).
2. Kepemimpinan Mendukung (supportive leader)
Pemimpin bersifat ramah dan menunjukkan kepedulian akan kebutuhan bawahan. Ia juga memperlakukan semua bawahan sama dan menunjukkan tentang keberadan mereka, status dan kebutuhan-kebutuhan pribadi, sebagai usaha untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang menyenangkan diantara anggota kelompok. Kepemimpinan mendukung (supportive leader) memberikan pengaruh yang besar terhadap kinerja bawahan pada saat mereka mengalami frustasi dan kekecewaan.
3. Kepemimpinan Partisipatif (participative leader)
          Pemimpin partisipatif berkonsultasi dengan bawahan dan menggunakan saran-saran dan ide mereka sebelum mengmbil keputusan. Kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan motivasi kerja bawahan.
4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (achievement-oriented leader)
Gaya kepemimpinan dimana pemimpin menetapkan tujuan yang menantang dan mengharapkan bawahan untuk berprestasi semaksimal mungkin serta terus menerus mencari pengembangan prestasi dalam proses pencapaian tujuan tersebut.
Berlawanan dengan pandangan Fiedler tentang perilaku pemimpin, House berasumsi bahwa pemimpin itu bersifat fleksibel. Teori path-goal mengimplikasikan bahwa pemimpin yang sama mampu menjalankan beberapa atau keseluruhan perilaku yang bergantung pada situasi. Secara mendasar, model ini menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pimpinan untuk mempengaruhi persepsi bawahan tentang pekerjaan dan tujuan pribadi mereka dan juga menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk memotivasi dan memberikan kepuasan kepada bawahannya.

Model Path-Goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar:
1. Fungsi Pertama adalah memberi kejelasan alur. Maksudnya, seorang pemimpin harus mampu membantu bawahannya dalam memahami bagaimana cara kerja yang diperlukan di dalam menyelesaikan tugasnya.
2. Fungsi Kedua adalah meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya dengan memberi dukungan dan perhatian terhadap kebutuhan pribadi mereka.


B. Perencanaan Penetapan Manajemen

1. Pengertian Perencanaan Manajemen
       Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan,  dan pengendalian upaya anggota organisasi dan proses penggunaan semua sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
       Perencanaan adalah salah satu unsur manajemen yang secara tidak langsung menyatakan bahwa manajer harus terlebih dahulu memikirkan segala sesuatunya dengan matang berkenaan dengan tujuan dan tindakannya. Perencanaan memberikan tujuan dan arah kepada organisasi, menentukan apa yang dikerjakan, kapan akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang akan mengerjakannya.
       Dalam manajemen, perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
       Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.


2. Langkah-langkah Menyusun Perencanaan didalam Organisasi
       Menurut Hasanuddin (2004) langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menuyusun perencanaan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan kegiatan yang mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian tujuan tersebut.
3. Melakukan analis terhadap informasi yang dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya atas kepentingannya.
4. Menetapkan batas-batasan perencanaan.
5. menetapkan alternatif-alternatif perencanaan.
6. Memilih rencana yang akan dipakai dari alternatif-alternatif yang ada.
7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanan yang lebih rinci serta penjadwalan pelaksanaan.
8. Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap rencana yang diusulkan sebelum rencana dilaksanakan.

3. Manfaat Perencanaan didalam Suatu Organisasi
   Perencanaan adalah fungsi manajemen yang paling penting karena dalam perencanaan ini diformulasikan apa yang akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan, di mana dan bagaimana cara, serta bagaimana menilainya. Adanya perencanaan yang baik akan memberikan beberapa manfaat, yaitu:
a    Mengarahkan kegiatan organisasi yang meliputi penggunaan sumber daya dan penggunaannya untuk mencapai tujuan organisasi;
b        Memantapkan konsistensi kegiatan anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi;
c     Kemajuan organisasi dapat dimonitor dan diukur sehingga tindakan korektif dapat diambil bila tingkat kemajuan tidak memuaskan.

4. Jenis Perencanaan didalam organisasi
                   Menurut Asnawir Ada tujuh jenis-jenis perencanaan, yang kesemua itu dilihat dari sudut pandang berbeda, di antara jenis-jenis perencanaan tersebut adalah:
            
            Dilihat dari segi waktu:
Dari segi waktu perencanaan dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1.     Perencanaan jangka panjang, yang termasuk dalam perencanaan jangka panjang adalah rentang waktu sepuluh sampai tiga puluh tahun. Perencanaan jangka panjang ini bersifat umum, dan belum terperinci.
2.      Perencanaan jangka menengah, jangka menengah biasanya mempunyai jangka waktu antara lima sampai sepuluh tahun.
3.      Perencanaan jangka pendek, yaitu perencanaan yang mempunyai jangka waktu antar satu tahun sampai lima tahun.

Dilihat dari segi sifatnya
Perencanaan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Perencanaan kuantitatif, yang termasuk perencaan kuantitatif adalah semua target dan sasaran dinyatakan dengan angka-angka.
2. Perencanaan kualitatif adalah perencanaaan yang ingin dicapai dinyatakan secara   kualitas.

Perencanaan dari segi luas wilayah
Perencanaan pendidikan dipandang dari segi luas wilayah dapat dibagi menjadi empat:
1.      Perencanaan local, yaitu perencanaan yang disusun dan ditetapkan oleh lembaga-lembaga yang     ada di daerah-daerah dengan sifat yang terbatas.
2.       Perencanaan regional adalah perencanaan yang ditetapkan di tingkat propinsi.
3.  Perencanaan nasional, adalah perencanaan di suatau Negara dan dijadikan dasar untuk   perencanaan local dan regional.
4.      Perencanaan internasional yaitu perencanaan oleh bebebrapa Negara yang melewati batas-batas   suatu negara yang dilaksanakan melalui dari Negara-negara tersebut.

Perencanaan dari segi luas jangkauan
Terbagi menjadi dua yaitu:
1. Perencanaan makro yaitu perencanaan yang bersifat universal, menyeluruh dan meluas.
2. Perencanaan mikro adalah perencanaan yang ditetapkan dan di susun berdasarkan kondisi dan situasi tertentu.

Dari segi prioritas pembuatnya
Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga:
1.   Perencanaan sentralisasi, yaitu perencanaan yang ditentukan oleh pemerintah pusat pada suatu Negara.
2.      Perencanaan desentralisasi yaitu perencanaan yang di susun oleh masing-masing wilayah.
3.      Perencanaan dekonsentrasi yaitu perencanaan gabungan antara sentralisasi dengan desentralisasi.

Dari segi obyek
Perencanaan dibagi menjadi dua:
1. Perencanaan rutin yaitu perencanaan yang di susun untuk jangka waktu tertentu yang dilakukan setiap tahun.
2. Perencanaan eksendental, yaitu perencanaan yang di susun sesuai dengan kebutuhan yang mendesak pada saat tertentu.

Dari segi proses
Perencanaan dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
1.     Perencanaan filosofikal, yaitu perencanaan yang bersifat umum, hanya berupa konsep-konsep dari nilai yang bersifat ideal dan masih memerlukan penafsiran-penafsiran dalam bentuk program.
2.      Perencanaan programial adalah perencanaan berupa penjabaran dari perencanaan filosofikal.
3.      Perencanaan operasional yaitu perencanaan yang jelas dan dapat dilakukan.

Ada juga yang membagi jenis perencanaan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Rencana strategik
               Yang disusun untuk mencapai tujuan umum organisasi, yaitu melaksanakan misi organisasi. Sering juga disebut Perencanaan Jangkah Panjang (longe range planning) adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut tujuan jangka panjang organisasi, kebijakan yang harus diperhatikan, serta strategi yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk melaksanakan strategi tersebut harus pula disusun program kerja yang terinci, mencakup kegiatan yang harus dilakukan, kapan harus dimulai, kapan harus selesai, dan siapa yang harus bertanggung jawab, serta sumber daya manusia yang diperlukan. Singkatnya perencanaan strategik adalah proses perencanaan jangka panjang yang sudah diformalkan, yang digunakan untuk merumuskan tujuan organisasi serta cara menghadapinya.
2. Rencana operasional
   Yang merupakan rincian tentang bagaimana rencana strategik dilaksanakan. Rencana Operasional terdiri atas bentuk , yaitu : (1) rencana sekali pakai (single use plan) yakni rencana yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu dan dibubarkan segera setelah tujuan ini tercapai; (2) rencana permanen (standing plans), yakni pendekatan pendekatan yang sudah di standarisasi untuk menghadapi situasi berulang dan dapat diramalkan sebelumnya. 






Sumber;
Gaspersz, Vincent. (2007). Organizational excellence. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Griffin, Ricky. (2004). Manajemen jilid 1 ed 7. Jakarta: Erlangga.
Hasanuddin, Rahman. (2004). Manajemen fit and proper test. Jakarta: Pustaka Widyautama.
Munandar, Ashar. (2001). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Purnastuti, Losina. (2001). Ekonomi. Jakarta: Grasindo.
Zain, Mohammad. (2007). Manajemen perpajakkan ed 3. Jakarta: Salemba Empat.
http://goenable.wordpress.com/2012/01/08/jenis-jenis-perencanaan/









Komentar :

ada 0 komentar ke “ PSIKOLOGI MANAJEMEN”

Posting Komentar

Music

Now Playing : Nikita-Janjimu Seperti Fajar







Chat


ShoutMix chat widget

Peta & Total Pengunjung

New Articles






aquUww

aquUww
 
Virgo Pendidikan is proudly powered by Blogger.com | Template by OzoneTemplate