Tugas
Portofolio 4
A. Empowerment
Stress dan Konflik
1. Pengertian
Empowerment
Menurut Shardlow (1998), empowerment
atau pemberdayaan merupakan bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas
berusaha mengontrol kehidupan individu sendiri dan mengusahakan untuk membentuk
masa depan sesuai dengan keinginan individu tersebut. Sedangkan Chamber (dalam Suharto,
2005) mengatakan bahwa empowerment atau pemberdayaan merupakan sebagai
paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “peoplecentered, participatory, empowering, and sustainable”.
2. Kunci
Efektifitas Empowerment dalam Manajemen
Konsep pemberdayaan (empowerment),
menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan
“harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi
dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan
harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan
nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan
ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan
masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat
amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
3. Pengertian
Stress
Stress (Santrock, 1996) merupakan respon
individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stress (stressor), yang
mengancam dan mengganggu kemampuan seorang untuk menanganinya (coping). Stress juga dapat diartikan
sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai
suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan
atau penghalang. Stress merupakan suatu keadaan psikologis individu yang
disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.
4. Sumber
Stress pada Manusia
a. Faktor lingkungan yang terdiri dari ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, dan ketidakpastian teknologi.
b. Faktor organisasi yang terdiri dari tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan , tahapan hidup organisasi.
c. Faktor inddvidual yang terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi, dan kepribadian.
a. Faktor lingkungan yang terdiri dari ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, dan ketidakpastian teknologi.
b. Faktor organisasi yang terdiri dari tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan , tahapan hidup organisasi.
c. Faktor inddvidual yang terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi, dan kepribadian.
5. Pendekatan
Terhadap Stress Pada Manusia
a. Pendekatan
Individu
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri
untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup
efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan
dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat
menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa.
Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga
mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres
yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai
strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat,
kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi
dirinya.
b. Pendekatan
Perusahaan
Strategi-strategi yang mungkin digunakan
oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan
penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan
partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui
strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai
dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta
adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik
dan mental.
6. Definisi
Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu
masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan
hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan
ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan
tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan,
adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri
individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam
setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami
konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya
akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi.
Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik
yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak
sempurna dapat menciptakan konflik.
7. Jenis-Jenis
Konflik
Menurut
Dahrendorf (www.wikipedia.com) konflik dibedakan menjadi 6 macam :
a. Konflik
antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan
dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
b. Konflik
antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c. Konflik
kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d. Konflik antar satuan nasional (kampanye,
perang saudara)
e. Konflik
antar atau tidak antar agama
f. Konflik
antar politik.
g. Konflik
individu dengan kelompok
8. Proses-Proses
Konflik
Menurut Robbins (1996) proses konflik
terdiri dari lima tahap, yaitu:
a. Oposisi
atau ketidakcocokan potensial
b. Kognisi
dan personalisasi
c. Maksud
d. Perilaku
e. Hasil
B. Komunikasi
Dalam Manajemn
1. Pengertian
Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses
dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan
orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan
menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,
menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.
2. Proses
Komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya
komunikasi bisa dijelaskan seperti berikut. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain
mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu
bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa
dimengerti kedua pihak.
Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau
saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara
langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi
penyampai pesan dari komunikator ke komunikan. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi
pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya,
apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.
3. Hambatan
Dalam Komunikasi
a. Hambatan
internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait
kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan
pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang
yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan
baik.
b. Hambatan
eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari
lingkungan sekitar dapat menyebabkan.
c. komunikasi
tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya
dapat menyebabkan salah pengertian.
4. Komunikasi Interpersonal
a.
Componential
Penyampaian pesan oleh satu orang
dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
b.
Situasional
Komunikasi yang berlangsung diantara
dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Ex :
pramuniaga-pelanggan, orang tua-anak, wawancara dua orang.
5. Model Pengelolaan Informasi Komunikasi
a.
Rational
Proses informasi adalah proses
menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses
pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima
pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal,
memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi
terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan
pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Limited Capacity
adalah pengetahuan yang menyebabkan perubahan yang akurat.
b. Limited Capacity
Efisien bila bekerja dibawah atau mendekati titik beban
c. Expert
Orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan
masalah yang tidak dapat diselsaikan oleh orang awam.
d. Cybermaticadalah pengetahuan yang menyebabkan perubahan yang akurat.
Model-model pengolahan informasi pada
dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal
(datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan
mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model pengolahan
informasi berorientasi pada :
a. Proses
Kognitif
b. Pemahaman
Dunia
c. Pemecahan
Masalah
d. Berpikir
Induktif
6. Model Interaktif Manajemen Dalam Komunikasi
a.
Confidance
Dalam manajemen timbulnya suatu
interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu
organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
b.
Immediacy
Ini adalah
model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan.
c.
Interaction
management
Adanya
berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan
kepada berbagai pihak yang bersangkutan
d.
Expressiveness
Mengembangkan
suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
e. e. Other
Orientation
Dalam hal
ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.
Daftar
Pustaka;
Chamber,
Robert. 1988. Pembangunan desa mulai dari
belakang. LP3ES. Jakarta.
Friedmann,
John. 1992. Empowermen the politics of
alternative development. Cambridge. Blackwell.
Suharto,
E. (2005). Membangun masyarakat
memberdayakan masyarakat: kajian strategis pembangunan
kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung: Refika Aditama.
Santrock.
J. W. (1996). Adolescnen edisi ke enam.
Jakarta: Gelora Aksara Erlangga.
Komentar :
Posting Komentar