Rabu, 15 Januari 2014

Tugas Portofolio 4



Tugas Portofolio  4

A.      Empowerment Stress dan Konflik

1.    Pengertian Empowerment
Menurut Shardlow (1998), empowerment atau pemberdayaan merupakan bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan individu sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan individu tersebut. Sedangkan Chamber (dalam Suharto, 2005) mengatakan bahwa empowerment atau pemberdayaan merupakan sebagai paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat “peoplecentered, participatory, empowering, and sustainable”.

2.    Kunci Efektifitas Empowerment dalam Manajemen
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.

3.    Pengertian Stress
Stress (Santrock, 1996) merupakan respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang memicu stress (stressor), yang mengancam dan mengganggu kemampuan seorang untuk menanganinya (coping). Stress juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Stress merupakan suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada situasi internal dan eksternal.

4.    Sumber Stress pada Manusia
     a. Faktor lingkungan yang terdiri dari ketidakpastian ekonomi, ketidakpastian politik, dan ketidakpastian teknologi.
   b. Faktor organisasi yang terdiri dari tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan antar pribadi, struktur organisasi, kepemimpinan , tahapan hidup organisasi.
     c. Faktor inddvidual yang terdiri dari  masalah keluarga, masalah ekonomi, dan kepribadian.

5.    Pendekatan Terhadap Stress Pada Manusia
a.    Pendekatan Individu
Seorang karyawan dapat berusaha sendiri untuk mengurangi level stresnya. Strategi yang bersifat individual yang cukup efektif yaitu; pengelolaan waktu, latihan fisik, latihan relaksasi, dan dukungan sosial. Dengan pengelolaan waktu yang baik maka seorang karyawan dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tanpa adanya tuntutan kerja yang tergesa-gesa. Dengan latihan fisik dapat meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi stres yang dihadapi pekerja perlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai strategi terakhir untuk mengurangi stres adalah dengan mengumpulkan sahabat, kolega, keluarga yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
b.    Pendekatan Perusahaan
Strategi-strategi yang mungkin digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan. Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan terhadap kondisi fisik dan mental.

6.    Definisi Konflik
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

7.    Jenis-Jenis Konflik
Menurut Dahrendorf (www.wikipedia.com)  konflik dibedakan menjadi 6 macam :
a.    Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
b.    Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
c.    Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
d.   Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
e.    Konflik antar atau tidak antar agama
f.     Konflik antar politik.
g.    Konflik individu dengan kelompok

8.    Proses-Proses Konflik
Menurut Robbins (1996) proses konflik terdiri dari lima tahap, yaitu:
a.    Oposisi atau ketidakcocokan potensial
b.    Kognisi dan personalisasi
c.    Maksud
d.   Perilaku
e.    Hasil


B.  Komunikasi Dalam Manajemn

1.    Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain". Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

2.    Proses Komunikasi
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa dijelaskan seperti berikut. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.
Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail, atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.

3.    Hambatan Dalam Komunikasi
a.    Hambatan internal, adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik.
b.   Hambatan eksternal, adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan.
c.  komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.
4. Komunikasi Interpersonal
a.    Componential
Penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
b.    Situasional
Komunikasi yang berlangsung diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Ex : pramuniaga-pelanggan, orang tua-anak, wawancara dua orang.

5. Model Pengelolaan Informasi Komunikasi
a.    Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
b. Limited Capacity
Efisien bila bekerja dibawah atau mendekati titik beban
c. Expert
Orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselsaikan oleh orang awam.
d. Cybermatic
adalah pengetahuan yang menyebabkan perubahan yang akurat.
 
Model-model pengolahan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya. Model pengolahan informasi berorientasi pada :
a.    Proses Kognitif
b.    Pemahaman Dunia
c.    Pemecahan Masalah
d.   Berpikir Induktif

6. Model Interaktif Manajemen Dalam Komunikasi
a.    Confidance
Dalam manajemen timbulnya suatu interaksi karena adanya rasa nyaman. Kenyamanan tersebut dapat membuat suatu organisasi bertahan lama dan menimbulkan suatu kepercayaan dan pengertian.
b.    Immediacy
Ini adalah model organisasi yang membuat suatu organisasi tersebut menjadi segar dan tidak membosankan.
c.    Interaction management
Adanya berbagai interaksi dalam manajemen seperti mendengarkan dan juga menjelaskan kepada berbagai pihak yang bersangkutan
d.   Expressiveness
Mengembangkan suatu komitmen dalam suatu organisasi dengan berbagai macam ekspresi perilaku.
e.        e. Other Orientation 
Dalam hal ini suatu manajemen organisasi berorientasi pada pegawai.


Daftar Pustaka;
Chamber, Robert. 1988. Pembangunan desa mulai dari belakang. LP3ES. Jakarta.
Friedmann, John. 1992. Empowermen the politics of alternative development. Cambridge. Blackwell.
Suharto, E. (2005). Membangun masyarakat memberdayakan masyarakat: kajian strategis            pembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. Bandung: Refika Aditama.
Santrock. J. W. (1996). Adolescnen edisi ke enam. Jakarta: Gelora Aksara Erlangga.


Komentar :

ada 0 komentar ke “Tugas Portofolio 4”

Posting Komentar

Music

Now Playing : Nikita-Janjimu Seperti Fajar







Chat


ShoutMix chat widget

Peta & Total Pengunjung

New Articles






aquUww

aquUww
 
Virgo Pendidikan is proudly powered by Blogger.com | Template by OzoneTemplate