Tugas
3 Manajemen
A. Mengendalikan
Fungsi Manajemen
1. Pengertian
Controlling (Mengendalikan)
Controlling
adalah
fungsi pengevaluasian kinerja suatu organisasi untuk menentukan apakah telah
mencapai tujuannya. Tujuan dasar pengontrolan adalah menilai tingkat keberhasilan
fungsi perencanaan. Pengendalian juga memberikan umpan balik untuk
putaran-putaran perencanaan dimasa yang akan datang.
Empat
langkah dasar dalam pengontrolan adalah
1. Menentukan
standar kinerja
2. Memonitor
kinerja aktual
3. Membandingkan
kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan
4. Mengambil
tindakan perbaikan jika dibutuhkan.
2. Langkah-langkah Dalam Mengendalikan
Fungsi Manjemen
Langkah
– langkah penting pada proses pengendalian dapat digolongkan menjadi 8 elemen,
yaitu :
1. Mengidentifikasikan
tujuan dan strategi
2. Penyusunan
program
3. Penyusunan
anggaran
4. Kegiatan
dan pengumpulan realisasi prestasi
5. Pengukuran
prestasi
6. Analisis
dan pelaporan
7. Tindakan
koreksi
8. Tindakan
lanjutan
3. Tipe Kontrol Dalam Manajemen
a) Pengendalian
dari dalam (internal control)
Pengendalian yang dibentuk dari dalam
organisasi itu sendiri. Aparat atau unit pengendalian ini bertugas mengumpulkan
data dan informasi yang diperlukan oleh pemimpin untuk melihat dan menilai
kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan. Selain itu pemimpin dapat
mengambil suatu tindakan korektif terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
oleh bawahannya (internal control). Misalnya unit kerja Inspektorat Jenderal
sebagai unit pengawasan ditingkat departemen.
b) Pengendalian
luar organisasi (eksternal control)
adalah pengendalian yang dilakukan oleh
aparat atau unit pengendalian dari luar organisasi terhadap departemen (lembaga
pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu, pengawasan dapat pula
dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta
bantuan pemeriksaan atau pengendalian terhadap organisasinya, misalnya konsultan pengawas, akuntan swasta dan lain-lain.
c) Pengendalian
Preventif
Pengendalian yang dilakukan sebelum rencana
itu dilaksanakan, maksud pengendalian preventif adalah untuk mencegah
terjadinya kekeliruan atau kesalahan.
d) Pengendalian
Represif
Pengendalian yang dilakukan setelah adanya
peaksanaan pekerjaan, maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk
menjamin kelangsunga pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya tidak menyimpang dari
yang telah direncakanan (dalam pengendalian anggaran disebut post-audit).
4.
Proses Kontrol Dalam Manajemen
Dalam proses pengendalian manajemen yang
baik sebaiknya formal, akan tetapi sifat pengendalian informalpun masih banyak
digunakan untuk proses manajemen. Pengendalian manajemen formal merupakan
tahap-tahap yang saling berkaitan antara satu dengan lain, terdiri dari proses:
a
Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program
yang akan dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan
untuk setiap program yang telah ditentukan.
b
Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program
direncanakan secara terinci, dinyatakan dalam satu moneter untuk suatu periode,
biasaya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran
dari pusat pertanggungjawabkan.
c
Operasi dan Akuntansi (Operating and
Accounting)
Pada tahap ini dilaksanakan pencatatan
mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang
dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program
yang telah ditetapkan dan puat-pusat tenggungjawabnya. Penggolongan yang sesuai
program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang,
sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggungjawab digunakan untuk
mengukur kinerja para manajer.
d Laporan
dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini paling penting karena menutup suatu
siklus dari proses pengendalian manajemen agar data untuk proses
pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan.
B.
Kekuasaan dan Pengaruh
1. Kekuasaan
Kekuasaan
adalah kewenangan yang didapatkan oleh seseorang atau kelompok guna menjalankan
kewenangan tersebut sesuai dengan kewenangan yang diberikan, kewenangan tidak
boleh dijalankan melebihi kewenangan yang diperoleh atau kemampuan seseorang
atau kelompok untuk memengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai
dengan keinginan dari pelaku (Miriam Budiardjo,2002) atau Kekuasaan merupakan
kemampuan memengaruhi pihak lain untuk berpikir dan berperilaku sesuai dengan
kehendak yang memengaruhi (Ramlan Surbakti,1992).
2. Sumber-sumber
Kekuasaan
1. Kekuasaan
yang bersumber pada kedudukan
a Kekuasaan
formal atau Legal (French & Raven 1959)
Contohnya komandan tentara, kepala
dinas, presiden atau perdana menteri. Kendali atas sumber dan ganjaran (French
& Raven 1959) Majikan yang menggaji
karyawannya, pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala kantor yang dapat
memberi ganjaran kepada anggota atau bawahannya.
b Kendali
atas hukum (French & Raven 1959)
Kepemimpinan yang didasarkan pada rasa
takut, contohnya perman-preman yang memunguti pajak dari pemilik toko. Para
pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena takut mendapat
perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas satu SMP yang takut pada senior
kelas3 yang galak dan suka memukul sehingga kehendak seniornya itu selalu
dituruti.
c Kendali
atas informasi (Pettigrew, 1972)
Siapa yang menguasai informasi dapat
menjadi pemimpin, contohnya orang yang paling tahu jalan diantara serombongan
pendaki gunung yang tersesat akan menjadi seorang pemimpin. Ulama akan menjadi
pemimpin dalam agama. Ilmuan menjadi pemimpin dalam ilmu pengetahuan.
d Kendali
ekologik (lingkungan)
Sumber
kekuasaan ini dinamakan juga perekayasaan situasi .
•
Kendali atas penempatan jabatan.
Seorang atasan atau manager mempunyai
kekuasaan atas bawahannya karena ia boleh menentukan posisi anggotanya.
• Kendali atas tata lingkungan.
Kepala
dinas tata kota berhak memberi izin
bangunan. Orang-orang ini menjadi
pemimpin karena kendalinya atas penataan lingkungan.
2. Kekuasaan
yang bersumber pada kepribadian.
Berasal
dari sifat-sifat pribadi.
a Keahlian
atau keterampilan (French & Raven 1959)
Contohnya pasien-pasien di rumah sakit
menganggap dokter sebagai pemimpin karena dokterlah yang dianggap sebagai ahli
untuk menyembuhkan penyakitnya.
b Persahabatan
atau kesetiaan (French & Raven 1959)
Sifat dapat bergaul, setia kawan atau
setia kepada kelompok dapat merupakan sumber kekuasaan sehingga seseorang
dianggap sebagai pemimpin. Contohnya pemimpin yayasan panti asuhan dipilih
karena memiliki sifat seperti Ibu Theresa.
c Karisma
(House,1977)
Ciri kepribadian yang menyebabkan
timbulnya kewibawaan pribadi dari pemimpin juga merupakan salah satu sumber
kekuasaan dalam proses kepemimpinan.
3. Kekuasaan
yang bersumber pada politik
a Kendali
atas proses pembuatan keputusan (Preffer
& Salanick, 1974)
b Ketua
menentukan apakah suatu keputusan akan di buat dan dilaksanakan atau tidak.
c Partisipasi
(Preffer, 1981)
d Institusionalisasi
3. Unsur-unsur Kekuasaan
a Wewenang
Mengenai peranan atas posisi yang resmi atau
adanya hak, ada kejelasan dan ada surat yang pasti.wewenang dapat bersifat
formal maupun informal. Wewenang yang bersifat informal biasanya untuk
mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahannya.
Contoh
: hubungan pembantu rumah tangga dengan majikannya pembantu rumah tangga
melaksanakan perintah-perintah yang diperintahkan majikannya serta memberikan
tenaganya untuk membantu pekerjaan rumah tangga majikannya dan di pihak
majikannya yang mempunyai wewenang untuk memerintah agar pekerjaan rumah
tangganya dapat berjalan dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan tertentu
b Paksaan
Adanya ancaman yang tidak di inginkan kekuasaan
yang bersifat ilegal atau tidak resmi contoh: seorang preman yang sering menganggu dan memalak seseorang dengan cara paksa.
c Manipulatif
Merupakan kekuasaan yang bersifat licik yang
dapat menipu atau mempengaruhi orang lain agar seseorang dapat tertarik
padanya. sebuah titik di mana kita berusaha “melebihkan” atau “mengurangkan”
sesuatu, sehingga tidak tampak seperti keadaan nyatanya. Contoh: seperti
melukis terkadang mereka menambahkan sedikit warna di sini dan sana untuk
menunjukan bahwa sebenarnya yang terlihat itu “lebih indah”, atau mungkin,
“tidak begitu hebat”, untuk menunjukan bahwa mereka tidak sombong, rajin
menjahit dan gembar menabung.
d Kerjasama
Kerjasama adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan, contoh:
dalam kelompok adanya kerjasama dalam memperoleh tujuan.
e Upah
dan prestasi kerja
Prestasi kerja dari setiap karyawan perlu
dinilai, oleh karena itu penilaian prestasi kerja adalah proses melalui mana
organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja contoh: seorang
yang bekerja dan mengerjakan apa yang diperintahkan bosnya karena berharap
mendapatkan upah yang diberikan.atasannya.
4. Bentuk-bentuk
Kekuasaan Menurut French dan Raven
Menurut France & Raven ( 1960 ) ada
Lima bentuk kekuasaan yang berbeda diantaranya yaitu: Coercive Power, Insentif Power, Legitimate Power, Expert Power dan
Refferent Power, dari bentuk kekuasaan ini mempunyai teori dan contoh
masing-masing.
a Coercive Power
Merupakan kekuasaan untuk memaksa
sesorang melakukan sesuatu yang melawan kehendak
mereka. Hal ini sering fisik meskipun ancaman lainnya dapat digunakan, contohnya
dalam berorganisasi, ketua memiliki kekuasaan paksaan coercive power terhadap
anggotanya, misalnya saja dalam memberikan tugas kepada anggotanya, ketua
memaksa anggotanya untuk mengerjakan
banyak tugas yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah ditentukan,
jika tidak dilakukan akan diberikan SP (surat peringatan) atau bisa saja
diancam keluar dari organisasi tersebut, oleh sebab itu karena takut
mendapatkan sanksi tersebut, maka anggota melakukannya walaupun melawan
kehendak mereka karena tugasnya terlalu berat untuk dilakukan. Pemaksaan seperti
ini dapat mengakibatkan kerugian fisik meskipun tujuannya untuk kepatuhan, dari
contoh ini kerugian fisiknya yaitu waktunya banyak tersita untuk mengerjakan tugas/lembur
sehingga tubuh pun membutuhkan tenaga extra (dilakukan untuk menunjukkan
kepatuhan).
b Insentif Power
Merupakan kemampuan memberikan kepada
orang lain apa yang mereka inginkan. Contohnya (dalam perkuliahan), mahasiswa
menginginkan agar mendapat nilai A pada setiap mata kuliah. Yang berperan
sebagai pemilik Insentif Power adalah dosen. Jika mahasiswa aktif dalam kelas,
rajin membuat tugas dan perilakunya sopan maka dosen sebagai pemegang Insentif
Power akan memberikan imbalan berupa nilai yang baik (bisa A) kepada
mahasiswanya, oleh sebab itu mahasiswa akan melakukan hal-hal tersebut agar
bisa mendapatkan imbalan seperti yang mereka inginkan.
c Legitimate Power
(Kekuatan Sah)
Merupakan sesuatu yang diinvestasikan
dalam sebuah peran. Legitimasi berasal dari kekuasaan lebih tinggi, biasanya
mencakup kekuasaan paksaan. Contoh Legitimate
Power disini yaitu polisi (polisi lalu lintas), mereka memiliki legitimate power terhadap para pengguna
jalan ( pengendara motor maupun mobil ). Biasanya dalam kehidupan sekitar kita
banyak pengendara motor maupun mobil yang terkena tilang dari polisi, hingga
akhirnya setiap pengendara tersebut mau tidak mau harus menerima sanksi tersebut,
walaupun ada kalanya pengendara tersebut tidak salah. Tapi karena polisi
memiliki kekuasaan yang sah (harus ini atau harus urus dikantor polisi, dengan cara
damai atau membayar) maka pengendara pun akhirnya patuh.
d Expert Power
Merupakan pengaruh yang didasarkan pada
pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki. Bentuk kekuasaan ini adalah bentuk
yang sangat umum dari kekuasaan, contoh dari Expert Power adalah seorang designer (perancang busana), dalam
membuat sebuah baju designer selalu mempengaruhi customernya dengan memberi
saran-saran atau apa yang cocok dengan customernya baik dilihat dari tinggi badan,
bentuk pinggul, pundak, pingang, kaki, tangan dan lainnya, sehingga dengan
keterampilan atau pengetahuan yang dimilikinya ini, customer akan percaya atas
saran-saran atau apa yang baik menurut designer tersebut.
e Refferent Power
(Kekuasaan Rujukan)
Merupakan pengaruh yang didasarkan pada
adanya kekuasaan kharisma dan ketenaran sehingga seseorang ingin menjadi
seperti apa yang orang lain miliki (berharap karisma orang lalin bisa menular
ke dirinya), contoh yang ada dikehidupan sekitar kita yaitu seorang yang
terkenal seperti seorang artis, atlet, penulis, ilmuwan dan sebagainya, misalnya saja atlet bulu tangkis, mereka memiliki kekuasaan rujukan terhadap
orang yang mengidolakannya yaitu dengan tindakan-tindakannya dalam kehidupan
sebagai atlet, semangatnya, kedisplinannya atau orang yang mengidolakannya itu
menjadi terpengaruh atas karisma atlet bulutangkis sehingga perilakunya menjadi
sama dengan idolanya tersebut.
Sumber;
Thomson.
(2006). Pengantar bisnis kontemporer ed
11. Jakarta: Salemba.
Komentar :
Posting Komentar