Jumat, 15 Maret 2013

PSIKOTERAPI

PSIKOTERAPI

 
1.      Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti sederhana, yakni “psyche” yang artinya jelas, yaitu “mind”atau sederhananya: jiwa dan “therapy” dari bahasa yunani yang berarti “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi dalam arti sempitnya adalah “perawatan terhadap aspek kejiwaan” seseorang. Dalam Oxford English Dictionary, pekataan “psychotherapy” tidak tercantum, tetapi ada perkataan :psychotherapeutic” yang diartikan sebagai perawatan terhadap sesuatu penyakit dengan mempergunakan teknik psikologis untuk melakukan intervensi psikis. Dengan demikian perawatan melalui teknik psikoterapi adalah perawatan yang secara umum mempergunakan intervensi psikis dengan pendekatan psikologik terhadap pasien yang megalamigangguan psikis atau hambatan kepribadian, sebagaimana diketahui, bahwa perawatan terhadap penderita seperti tersebut ini, juga bisa dilakukan dengan pendektan dari bidang kedokteran, antara lain degan farmakoterapi.

 
2.     Tujuan Psikoterapi
   Tujuan dari psikoterapi secara khusus dari beberapa metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya, dari dua orang tokoh yakni Ivey, et al (1987) dan Corey (1991).
 • Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konfli-konflik yang lama.
•  Tujuan psikoterapi dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yag sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelktual.
•   Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) adalah untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan irinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi oertumbuhan dirinya yang unik.
•  Corey (1991) merumuskan tujuan psikoterapi pada pendekatan terpusat pada pribadi dengan: untuk    memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Untuk memungkinkannya berkembang ke arah keterbukaan, memperkuat kepercayaan diri, kemauan melakukan sesuatu dan meningkatkan spontanitas dan kesegaran dalam hidupnya.
•  Tujuan psikoterapi dengan pendekatan behavioristik, dijelaskan oleh ivey, et al (1987) sebgai berikut : untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berprilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa meyesuaikan.arah perubahan perilaku yang khsusu ditentukan oleh klien.
•   Corey (1991) menjelaskan mengenai hal ini sebagai berikut : terapi prilaku bertujuan secara umum untuk   menghilangkan perilaku yang malaptive dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif. Memusatkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku dan mencari apa yang dapat dilakukan terhadap perilaku yang menjadi masalah. Klien berperan aktif dalam menyusun tujuan terapi dan menilai bagaiman tujuan-tujuan ini bisa tercapai.
•  Sehubungan dengan terapi behavioristik ini, Ivey, et al (1987) menjelaskan mengenai tujuan pada terapi kognitif-behavioristik, yakni menghilangkan cara berpikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. Selanjutnya perilaku yang nyata berdasarkan cara berpikir seperti itu.
•  Tujuan psikoterapi dengan metode dan teknik Gestalt, dirumuskan oleh Ivey, et al (1987) sebagai berikut: agarv seseorang lbih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang.
• Corey (1991) merumuskan tujuan terapi Gestalt sebagai berikut : membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamannya untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-orongan dari luar.
• Pada akhirnya uraian menegnai tujuan psikoterapi ini, ditutup dengan uraian mengenai terapi realitas dari kedua tokoh tersebut di atas.
• Ivey, et al (1987) mrumuskan psikoterapi dengan pendekatan terapi realitas sebagai berikut, untuk memenuhui kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain, untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya.
•  Mengenai terapi realitas ini, Corey (1991) merumuskannya dengan : untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhui kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yangs edang dilakukan dan memeriksa severapa jauh tindakan nya berhasil.


 
3.      Unsur Psikoterapi
Masserman (1984) melaporkan delapan “parameter pengaruh” dasar yang mencakup unsur-unsurlazim pada semua jenis psikoterapi yaitu;
1.      Peran sosial
2.      Hubungan (persekutuan tarapeutik)
3.      Hak
4.      Retrospeksi
5.      Reduksi
6.      Rehabilitasi, memperbaiki gangguan perilaku berat
7.      Resosialisasi,
8.      Rekapitulasi


 
4.      Perbedaan Konseling dengan Psikoterapi
Konselor dan psikoterapis keduanya mempunyai latar belakang pendidikan yang pada umumnya berbeda, namun ada kesamaan pada subjek tertentu yang harus dipelajari dan dilatih (pelatihan kepanitiaan ) serta dikuasai selama dalam pendidikan seperti misalnya teori dasar mengenai kepribadian dengan perkembangan, gangguan perubahan, dan penilaiaan dan alat penilainya. Oleh karena itu dimungkinkan untuk memperoleh pendidikan yang memungkinkan bisa melakukan tugasnya sebagai konselor, sebaliknya pendidikan untuk berkualifikasi  dan berkompeten sebagai psikoterapis secara lebih khusus. Kegiatan untuk melakukan konseling bisa dilakukan misalnya di sekolah atau lembaga pendidikan yang lain termasuk perguruan tinggi lembaga atau biro khusus atau praktik pribadi untuk memberikan layanan mengenai hal itu, Psikoterapi juga bisa di lakukan dalam kegiatan yang sifatnya klinis di sekolah, atau lembaga/yayasan tersebut, dengan pengaturan tempat dan suasana yang khusus sekalipun lebih banyak dilakukan di lembaga yang berhubungan dengan kesehatan, seperti Rumah Sakit, atau juga lembaga/biro/yayasan khusus atau praktik pribadi.
Perbedaan konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Brammer & Shostrom (1977) dan thompson & Rudolph (1983) di bawah ini :
1.  Konseling ditandai oleh adanya terminologi seperti : “educational, vocational, supportive, situational,  problem solving, concious awareness, normal, persent-time,  dan short-tern.”
2.   Sedangkan psikoterapi ditandai oleh: “supportive ( dalam keadaan krisis), reconstructive, depthemphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other  severe emotional problems and long term.” 
Perbedaan konseling dan psikoterapi dapat disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson & Rudolph (1983), sebagai berikut :
No
Konseling Untuk
Psikoterapi Untuk
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Klien
Gangguan yang kurang serius
Masalah: jabatan, pendidikan
Berhubungan dengan pencegahan
Lingkungan pendidikan dan non medis
Berhubungan dengan keasadaran
Metode pendidikan
Pasien
Gangguan yang serius
Masalah kepribadian & pengambilan keputusan
Berhubungan dengan penyembuhan
Lingkungan medis
Berhubungan dengan ketidaksadaran
Metode penyembuhan


 
5.    Pendekatan Psikoterapi Terhadap Mental Iilness
Terapi Realitas – William Glasser 1925
Terapi realitas bertitik tolak pada paham dasar bahwa manusia memilih perilakunya sendiri dan karena itu ia bertanggung jawab, bukan hanya terhadap apa yang dilakukan, tetapi juga terhadap apa yang ia pikir. Maka terapi realitas bertujuan untuk meberikan kemungkinan dan kesempatan kepada pasien, agar ia bisa mengembangkaan kekuatan-kekuatan psikis yang dimilikinya untuk menilai perilakunya sekarang dan apabila perilakunya tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, maka perlu memperoleh perilaku baru yang lebih efektif. Mengenai kebutuhan, menurut Bassin (1980) secara singkat menjadi landasan pada terapi realitas, karena pada pandangan terapi realitas orang memiliki 2 kebutuhan dasar yakni;
1.  Kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan yang terus menerus mencari pemuasannya melalui berbagai bentuknya.
2.      Kebutuhan untuk merasa diri berguna, memiliki harga diri dan kehormatan, yang sama dan saling menunjang dengan kebutuhan akan kasih sayang.
Terapi dengan pendekatan tearapi realitas bekerja secara aktif membantu pasien memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Terapi realitas memusatkan perhatian pada perbuatan atau tindakan sekarang dan pikiran yang menjadi dasarnya, bukan pada pemahaman, perasaan, pengalaman yang sudah lewat atau ketidaksadaran. Dalam uraian nya Glasser (1989) mempergunakan konsep perilaku sebagai keseluruhan (total behavior) yang terdiri dari empat komponen yaitu;

1.      Tindakan (doing) seperti bangun tidur dan berangkat kerja

2.      Pikiran (thinking) seperti isi pikiran dan pernyataan diri

3.      Perasaan (feeling) seperti marah, gembira, sakit, cemas

4.      Kefaalan (physiological) seperti berkeringat atau gejala psikosomatik

Meskipun keempat komponen ini bersama-sama membentuk perilaku sebagai keseluruhan, pada dasarnya salah satu komponen lebih berfungsi dari pendekatan psikoanalisis yang menghindari pembicaraan mengenai sesuatu yang salah, yang tidak enak, agar tidak menambah konflik internal yang tidak terselesaikan, seperti rasa bersalah  (guilty feeling).


6. Bentuk utama psikoterapi
1.  Terapi psikoanalisis
Adalah teknik atau metoda pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini. Tujuan dari terapi ini adalah untuk mengubah kesadaran individu, sehingga segala sumber permasalahan yang ada didalam diri individu yang semulanya tidak sadar menjadi sadar, serta memperkuat ego individu untuk dapat menghadapi kehidupan yang realita. Didalam terapi psikoanalisis ini sangat dibutuhkan sifat dari terapeutik, maksudnya adalah adanya hubungan interpersonal dan kerja sama yang professional antara terapis dan klien, terapis harus bisa menjaga hubungan ini agar klien dapat merasakan kenyamanan, ketenangan dan bisa rileks menceritakan permasalahan serta tujuannya untuk menemui terapis. Karena focus utama dalam proses terapi ini adalah menggali seluruh informasi permasalahan dan menganalisis setiap kata-kata yang diungkapkan oleh klien. Beberapa alasan mengapa tujuan utama dari terapi ini adalah penyadaran individu, yakni :
a. Bila individu menyadari konflik intrapsikisnya atau permasalahan yang ada dalam dirinya, maka individu tidak perlu lagi banyak mengeluarkan energi psikisnya melakukan defence mechanism.
b. Penyadaran memungkinkan untuk membentuk kembali struktur kepribadian yang selama ini terpisah, maksudnya adalah adanya konfilk antara id, ego, superego yang selama ini tidak berjalan dengan baik. Proses penyadaran dalam terapi ini mengajak individu untuk mengenali kembali dan menerima bagian-bagian diri yang selama ini ditolak, diserang, dan diproyeksikan terhadap orang lain. Setelah itu semua disadari, kemungkinan secara bertahap bagian-bagian dari kepribadian individu akan kembali kokoh.
c. Penyadaran juga memulihkan kembali hubungan antara dunia internal dan realita eksternal, sehingga individu dapat memandang dunia secara nyata.
2.   Terapi Rasional Emotif
Mendasarkan pada konsep bahwa berpikir dan berperasaan ssaling berkaitan, namun dalam pendekatannya lebih menitik beratkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang.
3.      Terapi Client Centered
Salah satu teknik alternatif dalam praktik pekerjaan sosial terutama, bagi terapiss yang tidak begitu menguasai secara baik beberapa teori dan praktik pekerjaan sosial, walaupun beitu buka berarti tanpa tantangan dan keahlian yang spesifik. Beberapa teori dan praktik pekerjaan yang bersifat dasar tetap menjadikebutuhan mutlak dalam teknik terapi ini.
4.      Humanistik Eksistensial
Terapi-terapi psikodinamik cenderung memusatkan perhatian pada proses-proses tak sadar, seperti konflik-konflik internal yang terletak dilyar kesadaran. Sebaliknya terapi-terapi humanistik eksistensial juga lebih memusatkan perhatian pada apa yang dialami pasien pada masa sekarang “disini dan kini”  dan bukan pada masa lamapau. Tetapi ada juga kesamaan-kesamaan antara terapi-terapi psikodinamik dan terapi-terapi humanistik eksistensial, yakni keduanya menekankan bahwa peristiwa-peristiwa dan pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhui tingkah laku dan perasaan-perasaan individu swekarang, dan kedua-duanya juga berusaha memperluas pemahaman diri dan kesadaran diri pasien.
Terapi kelompok terdiri atas beberapa bentuk sebagian besar berasal dari jenis-jenis terapi individual yaitu;
a.       Kelompok Eksplorasi Interpersonal
Tujuannya untuk mengembangkan kesadaran diri tentang gaya hubungan interpersonal melalui umpan balik korektif dari anggota kelompok yang lain.pasien diterima dan didukung oleh karena itu untuk meningkatkan harga diri, tipe ini yang paling umum dilakukan.
b.      Kelompok Bimbingan Inspirasi
Kelompok yang sangat terstruktur, kosesif, mendukung, yang meminimalkan pentingnya dan memaksimalkan nilai diskusi didalam kelompok dan persahabatan. Kelompoknya mungkin saja besar anggota kelompok dipilih sering kali karena mereka mempunyai problem yang sama.
c.       Terapi Berorientasi Psikoanalitik
Suatu teknik kelompok dengan struktur yang longar, terapis melakukan interprestasi tentang konflik yang disadari pasien dan memprosesnya dari observasi interaksi antar anggota kelompok. Sebagian besar terapi kelompok yang sukses tampaknya bergantug lebih pada pengalaman, sensitivitas, kehangatan, dan kharisma pemimpin kelompok dari pada orientasi teori yang dianut (tomg, 2004).









Daftar Pustaka
Prof. Dr. Singgih O. Gunarsa.(2004). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.
Maulany, R.F.(1997). Buku Saku Psikiatri: Residen Bagian Psikiatri UCLA.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran  EGC.





Komentar :

ada 0 komentar ke “PSIKOTERAPI”

Posting Komentar

Music

Now Playing : Nikita-Janjimu Seperti Fajar







Chat


ShoutMix chat widget

Peta & Total Pengunjung

New Articles






aquUww

aquUww
 
Virgo Pendidikan is proudly powered by Blogger.com | Template by OzoneTemplate